“Maling”
“Maling?”
“Iya.memangnya kenapa?”
Anoy tidak menjawab,Tapi hadiah tamparan keras mendarat di pipi gadis maling yang baru satu sel dengannya itu.Dan jatuh.
“Seorang Maling tidak layak tinggal bersama ku.Tempat ini disedikan bagi orang-orang dengan kasus pembunuhan berencana.”
“Seperti anda?”,Tanya maling itu sambil berdiri perlahan
“Iya,seperti saya dengan vonis seumur hidup.Kalau kamu masih ingin menghirup udara busuk ruangan ini besok pagi,tolong ikuti semua perintahku.”
“Kalau aku tidak mau?”
Anoy tidak menjawab,namun tinju Mike tysonnya yang keras mendarat telak di rahang gadis itu.KO!.Teman sekaligus anak buah Anoy tertawa terbahak-bahak.
“Rasain kamu.Belum tahu siapa Anoy.”
Setelah sadar untuk yang kedua kalinya,gadis maling bangkit perlahan.
“Memang aku belum tahu siapa dia,apa jabatanya,dan kenapa kalian begitu hormat padanya.Kasihan.Betapa tingginya hormat kalian terhadap seorang pembunuh.”
“Dia seorang pembunuh .Semua yang ada disini juga bisa di habisi.termasuk kamu.”,jawab salah seorang anak buah Anoy
“Kalian pengecut.”
“Kami tidak pengecut,tapi kami takut mati!”
“Mati bukan urusan bos kalian.Mati ada di tangan Tuhan.”
“Di dalam ruangan yang busuk dan pengap ini Tuhan kita adalah dia “Anoy”
Ternyata Anoy mendengar percakapan itu.Diluar kesadaranya,darah panas kembali naik ke ubun-ubun dan sebuah tendangan keras di terima gadis yang di vonis 2 tahun itu.Anoy kembali mempertontonkan kekuasaan di hadapan seluruh penghUni sel.
“Sudah bos,sudah!”,larang ada buah Anoy yang juga ketakutan
“Baik.Setelah setan kecil ini bangun,tolong jelaskan padanya siapa aku.”
“Siap bos..”,serentak anak buah Anoy menjawab.
Di salah satu ruangan sel tahanan wanita.perempuan-perempuan meratapi dirinya dengan bermacam-macam kasus.Tua-muda berbaur dengan gambaran kekerasan setiap detik.Wajah-wajah yang kusam berserakan,rambut kusut di hiasai bau apek,alas tidur dari tikar yang telah usang menghisai keseharian mereka-mereka yang hina.
Setelah suasana menjadi hening,anak buah Anoy menghapiri Gadis maling
“Minumlah”
“Terimakasih”
“Tuhan lagi tidur.Duduklah dan dengar baik-baik.Di antara semua kita yang ada disini,dialah yang berusia paling muda,dialah yang sangat penyayang,dialah yang pendiam,dialah yang mudah marah meluap-luap,dia juga yang membawa makanan enak dan sebatang rokok,dan dia juga yang paling peduli dengan kegelisahan dan kebutuhan kita.Tapi ingat!”
“Ingat apa”
“ingat baik-baik”
“Iya.Ingat apa?”
“Dialah satu-satunya penghUni sel ini yang telah membunuh dua saudara dan ibu kandungnya sendiri.Paham!.Dan,di vonis seumur hidup”
“Pa-pa-paham”.Jawab gadis maling gugup.
“Nah,mulai dari sekarang ikuti semua perintahnya.Jangan membantah.Mudah-mudahan kamu bisa menjadi bagian dari kita.Jangan sekali-kali membuat bos Anoy terpancing emosi.Kalau kamu berkepala batu,kamu tidak layak di ruangan ini”
“Maksud kamu saya keluar?.”
“Tepat!.Diluar ruangan ini berarti tinggal di Kuburan atau Rumah Sakit”,jelas anak buah Anoy meyakinkan.
Gadis maling yang masih meringis semakin ciut nyalinya untuk melawan.Lalu,menjauh
“Baik.Mulai detik ini aku mencoba menuruti kehendaknya”
“Tidak ada kata coba-coba.Mulai saat ini juga harus kamu kerjakan.Kalau ingin selamat.Sekarang, sebagai tes pertama,kamu buatkan kami kopi yang enak.”
Merasa terpaksa,Gadis membuatkan mereka kopi.Namun dalam hatinya terucap sumpah serapah supaya kelak semua yang ada disini mati dicampakkan ke dalam Neraka Jahanam.
***
Cahaya sinar mentari pagi menembus celah-celah jendela pejara.”Tuhan” bangun dengan raut muka yang kusut dan rambut bau menyengat.Seperti gerakan lambat ia bangkit mengangkat kepala.Sorot mata yang tajam bak elang kelaparan tertuju pada sosok perempuan yang duduk diam di sudut ruangan.Lalu ia menghampiri.
“Anoy.Tuhan diruangan ini”,sambil mengulurkan tangan
“Gadis pembunuh”,balas perempuan itu
“Bukankah anda Gadis maling?”
“Bukan”
“Bukankah anda Gadis maling itu?”
“Bukan!!!”
“Kurag ajar “,Bentak Anoy
“Tapi,kamu lebih biadab.Membunuh saudara dan ibu kandungmu sendiri.Saya bukan saja seorang pemaling ,tapi juga seorang pembunuh,dan itupun orang lain yang tidak ada hubungan nya denganku seperti yang telah kamu lakukan.Jadi,apa yang telah kamu lakukan itu lebih kurang ajar dari yang aku lakukan ”
Semestinya Anoy sudah marah besar mendengar ceramah orang ini,namun ia berbalik arah menjauh menuju tempatnya semula.Dari jarak jauh ia terus memandang gadis itu.Dan, ia sangat sadar bahwa sosok perempuan itu adalah”Reda”,gadis maling yang baru di hajarnya habis-habisan tadi siang.Sungguh tak disangka Reda balik yang menghampiri.Dan perang dahsyat akan segera di mulai.Ini adalah kesempatan hebat untuk balas dendam.
“Sudahlah.Hidup ini berawalan dan berakhiran.Hanya sementara kita hidup disini.Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi esok hari.Bahkan setiap detik yang berdetakpun kita tak kan pernah tahu.Jadikan pengalaman pahit masa lalu itu sesuatu yang tak ternilai harganya agar kelak hidup ini lebih bermakana.”,Reda memutus khotbahnya
Acara balas dendam menjadi buyar.Anoy berbalik berdiri merangkul Reda erat-erat.Menangis terisak-isak saking terharunya.Lalu khotbah Reda berlanjut di daun telinga Anoy
“Tuhan ada dimana-mana,dan pasti itu bukan kamu.Kembalilah kepada-Nya kalau kita ingin selamat”
Suasana terlihat hening,namun tiba-tiba anak buah Anoy serentak bangun.Mereka merenggut Reda sekuatnya dari pelukan Anoy.Melihat Bosnya bercucuran air mata,seluruh penghUni sel menghajar Reda habis-habisan hingga terjatuh,berdarah-darah dan pingsan.Akhirnya,Reda tewas dalam perjalan menuju Rumah Sakit.
Kasus Anoy semakin parah.Ia dinyatakan bersalah sebagai otak pengeroyokan.Dan,vonis seumur hidup meningkat menjadi vonis hukuman mati.
Sekitar Jam tiga pagi eksekusi segera dilaksanakan.Beberepa penembak jitu,lokasi serta tata cara pelaksanaannya telah disusun rapih.
***
Anoy yang ditinggal Mesi merasa sedih.Kekasih yang sangat ia cintai telah membuat kecewa begitu dalam.
“Hanya hitungan menit,lalu pergi.Cinta apa ini?”,gerutu Anoy dalam hati.
Ia membanting pintu sangat keras.dan kembali menghadang deritanya.Mesi menuju terminal,menulusuri sudut-sudut kota Bukittinggi untuk melanjutkan tugas,membawa kepala Nedy hidup atau mati.
“Maaf da...,maaf bang...”,kata Mesi setiap kali memeriksa wajah yang serupa dengan Nedy.Karena sering salah orang,tidak jarang Mesi kena tampar.Batas waktu hampir habis.Dia belum juga mencium bau Abangnya itu,malah mukanya yang memar-memar.
Ternyata yang dicari tidak jauh-jauh.Nedy santai-santai di rumah sedang menikmati hidupnya.Kerjanya tidak lebih dari makan,tidur,kopi dan rokok,barlagak orang kaya.Sampai Anoypun merasa muak.
Anoy mulai putus asa,depresi tingkat tinggi melihat keadaan tidak berubah.Penyakit ibu yang semakin hari semakin kronis,Nedy yang tidak bisa berbagi,kekasihnyapun pergi begitu saja.
Nedy sedang tidur ngorok setelah makan enak masakan Anoy.Melihat Nedy seperti itu,marah Anoy tidak terbendung,tertahan dan menangis.Tiba-tiba tangisnya terhenti.Wajahnya berubah jadi buas.Bola mata yang indah berubah merah.Setan iblis menggiringnya menuju dapur,mengambil sebilah pisau.Kembali ia melihat Nedy yang masih tidur.Sepuas-puasnya ia memandang Abangnya itu.Pisau di tangan angkat bicara.Beberapa hujaman dahsyat menembus dada kiri.Darah segar muncrat.Nedy lemas dan memucat.Tewas!
Pisau yang berdarah-darah masih di tangan.Langkahnya berputar menuju kamar lain.Wajah cantiknya masih terlihat sadis.Kali ini ia menatap bu Imur yang sekarat.Ibunya yang hampir menjadi mayat benar-benar ia mampuskan.Dua kali tusukan,ibunya juga terkapar.Tewas!.
Kini,orang-orang yang membuatnya kecewa telah ia habisi.Darah-darah yang berceceran ia bersihkan.Bangkai ibu dan abangnya di selimuti.Bajunya yang berlumur darah digantinya dengan pakaian bersih.Anoy menutup rapat pintu dan jendela.Dan pergi dengan sebilah pisau dapur yang di asah kembali lebih tajam dari semula.
“Mau kemana Noy”,tanya Uni pemilik warung
“Mencari Mesi Uni”,jawab Anoy tanpa menoleh.
Uni pemilik warung terheran-heran melihat Anoy sangat rapi dan cantik hari ini.Tidak seperti biasa ia berlagak seperti itu.Memakai celana jean ketat,jaket kulit,sepatu boat tinggi seperti orang yang akan menjelajah,serta sebuah ransel menempel di punggungnya,rambutnya yang panjang juga di ikat sangat modis.Di pinggang terlesip sebilah pisau yang baru saja memakan dua orang korban.
Setelah seharian mondar-mandir di dalam pasar dan terminal,perutnya terasa lapar.Ketika masih dipintu kedai nasi,ia kaget,ternyata ada Mesi yang juga sedang makan lahap.Anoy terus masuk dan duduk tepat di samping Mesi.Mesi tidak memperdulikan orang-orang yang datang dan pergi silih berganti,termasuk sosok yang duduk di sampingnya.
Sesaat Mesi melihat kedepan dan kesibukan orang-orang.Pandangannyapun terlempar pada gadis di sampingnya.Mesi terperanjat kaget,nasi yang menggupal di dalam mulut menyembur,seluruh pengunjung menoleh melihat kegilaan Mesi,semuanya pada tertawa.Anoy dengan cueknya terus menyantap hidangan,ia tidak mempedulikan apa yang barusan terjadi.
Pengunjung tertawa,Mesi juga tertawa bercampur malu.Ia terus memandang Anoy dalam-dalam,meski Anoy tetap cuek.Akhirnya kesabaran Anoy habis,dan angkat bicara;
“Silakan makan sepuasnya.Mungkin saja,ini makan terakhirmu.Jangan khawatir,aku yang bayar”,kata Anoy tetap tak menoleh.
“Aku akan makan semuanya,jika kamu memandangku dengan senyuman”,kata Mesi yang sempat-sempatnya merayu.
Dengan cepat Anoy menghadapkan wajahnya,mukanya yang masih sangar,matanya juga masih merah seperti raut ketika ia menghabisi ibu dan kakaknya.Mesi menjadi ciut.Heran melihat Anoy, wajah cantik nya berubah seperti serigala liar.
Mesi yang merasa telah menang menjadi takut.Tiba-tiba suara Anoy kembali mangaum!.
“Jangan takut cintaku sayang.Aku datang kusus untukmu.Aku ingin meluangkan waktu bersamamu.Sekarang hampir senja,tempat ini tidak cocok untuk kita bercumbu rayu.Lebih baik menghabiskan waktu di tempat yang indah,Ngarai sianok yang terkenal di seluruh dUnia.Disana kamu bisa menikmati warna-warni awan senja ketika matahari mulai terbenam.”,bujuk Anoy tetap cuek
Mesi terheran-heran.”Kenapa Anoy berubah seperti ini,malaikat mana yang sedang bersamanya.Siapa yang merawat ibu”,Seribu tanya dalam hatinya.
Kali ini Mesi kalah,ia mengikuti ajakan Anoy.Setelah tiba di Ngarai yag mashur itu,mereka duduk sambil makan kacang dan menikmati Sunset.
Tidak lama berbagi cerita,niat Anoy terhadap Mesi mulai nampak,niat untuk menamatkan riwayat kekasihnya.Pisau tajam yang terselip dipinggang perlahan di jangkaunya.Tiba-tiba Mesi berdiri menjauh sambil bercerita untuk masa depannya dengan Anoy,sesaat niat Anoypun tertunda.
Anoy mendengar dengan seksama,mendengar dengan cinta dan air mata,namun niat setannya tidak urung dibatalkan,dan...,ia mendorong Mesi,lalu diam diatara pepohonan yang tumbuh di tebing yang sangat curam .Sunset telah hilang bersama hilangnya Mesi di tangan kekasihnya.Anoy meninggalkan tempat itu dan pergi entah kemana...
***
Orang tuanya sakit parah.Ibunya menderita penyakit stroke dan kata dokter masih banyak penyakit lain yang sedang menggerogotinya.Saban hari Anoy panik.Ada saudaranya yang lain,tapi entah di mana puncak hidungnya.
“Bukan kehendak ibu terbaring seperti mayat hidup .Atau berniat menyusahkan kalian.Ibu tau ,kamu harus memulai masa depan .Ketika kamu ingin membiarkan ibu,di saat itu pulalah aku akan menjadi mayat yang sia-sia.Semua ini akibat dosa dan kesalahan masa lalu yang tidak akan termaafkan oleh siapapun.”
Air matanya bercucuran.Mengalir membasahi pipinya yang keriput.Hanya sanubarinya yang mengeluh,hanya rasa yang meratap dan bersedih.Sementara lidahnya yang tajam bak pedang samurai telah kaku dan membisu.Hanya Tuhanlah yang tau jeritan batinnya ketika terbaring kaku di atas kasur usang yang hampir tiga tahun belakangan ini.
Anoy menghapus air mata ibunya dengan kasih sayang yang tulus.Bola mata bu imur yang masih bergerak terus memandang Anoy.Rasanya ingin maraih untuk memeluk,tapi tangan telah putus.Ingin melangkah,kaki juga seperti baru di amputasi.Ingin mengucapkan sesuatu,tapi lidah telah bisu.
“Sudahlah ibu.Jangan menangis.Kuatkan hatimu untuk sembuh.Aku akan tetap bersabar.Kita wajib yakin bahwa ibu akan segera sembuh”,jawab Anoy dalam hati sambil menghibur dirinya yang semakin hari semakin frustasi.
“Tapi,ibu sudah mengorbankan masa depanmu.Saat-saatnya kamu bermain,saatnya bekerja dan bercinta.Ibu sadar,penyakit setan yang sulit di sembuhkan ini adalah biang kerok semuanya.Atau ibu lebih baik mati sebelum kamu benar-benar menderita.”
“Anoy sangat mengerti penderitaan ibu.Kalau ibu pesemis seperti ini,Anoy lebih pesimis lagi.Di saat ibu menderita,Anoy lebih menderita.Kita harus saling menguatkan!.Aku sendiri akan mencoba merasa-rasakan bahagia,meskipun kebahgian ini adalah kebahagian palsu.Semuanya demi ibu.”
Anoy memeluk erat ibunya.Air mata yang di coba untuk di tahan,akhirnya tumpah juga.Perlahan Anoy melepaskan pelukannya.
“Saatnya minum obat.Dan setelah itu,ibu di tinggal sebentar.Anoy pergi kewarung mencari yang bisa dimasak untuk makan malam.”
Bu imur diam.Ia menatap sedih seolah-olah ingin berkata:”Hati-hati nak!”
Mereka tinggal di gubuk tua bekas anak buah bu imur dulu.Tidak jauh dari perusahaan yang di pimpinnya ketika itu.
Mereka sama-sama menderita.Dulu,terbiasa hidup mewah.Seperti membalik telapak tangan atau mengucapkan sim salabim,lalu saat itu juga semua yang diinginkan akan cepat terkabulkan.Kini,apa hendak dikata semuanya berbalik beratus-ratus derjat.Sakit sesakit-sakitnya dan miskin semiskin-miskinya.Hingga Anoy harus membuang syaraf malunya agar warung sekitar bisa mempiutangkan walau hanya sepotong roti.Penderitaannya memang tidak tanggung-tanggung.
Ia menanggung penderitaan ini seorang diri.Tidak ada teman atau pacar untuk berbagi.Semuanya serba kurang.Hutang tidak terhitung jumlahnya.Pihak rumah sakit yang saban hari bolak-balik membawa kwitansi pengobatan.Hutang di warung yang segera harus di bayar.Rasanya ingin lari ,tapi entah kemana.Terbesit dalam benaknya,ternyata ada cara paling mudah untuk lari .“Bunuh Diri.”
“Mesi belum datang?”,tanya pemilik warung
“Belum Uni.”
“Mungkin lagi sibuk ya?”
Anoy tidak menanggapi.Ia hanya sibuk memilih-milih yang akan di bawa pulang.
“Bagaimana keadaan ibu kamu?”
“Makin parah Uni”
“parah?”
“Iya”
“sudah di obati?”
“Sudah”
“Lalu?”
“Sepertinya kami harus kembali kerumah sakit .Kata dokter,ada penyakit lain yang sedang menggerogoti ibu.”
“Saya hanya bisa berdo’a agar ibu kamu lekas sembuh”
“Terimaksih”,jawab Anoy singkat.Lalu bergegas pergi.
Tiba-tiba,pemilik warung memanggil dengan suara lantang
“Anoy!.Anooy.....!”.Dengan kesal Anoy kembali ke warung
“Ada apa Uni.”
“Jangan pergi begitu saja!.Kamu belum bayar semua barang yang di pegang itu.Atau Uni catat menjadi hutang yang hampir menggunung ini.”
“Besok pasti saya bayar”
“Kapan?.Sudah lebih satu bulan,janjinya selalu besok!”
“Besok Uni ”
“Bukan saya tidak mau.Tapi ini sudah terlalu banyak.Nanti kamu juga yang akan susah!”
“saya janji .Besok Bang Mesi pasti pulang dan saya lunasi semua hutang yang setinggi gunung itu”
“Janji ya?”
“Iya Uni,pasti.”
Anoy kembali kerumah membawa makanan tergesa-gesa.langsung kedalam kamar melihat ibunya.Ibu imur sedang tidur nyenyak.Ia kembali keluar.Hari semakin senja.Tubuhnya yang kerempeng terlihat sangat lelah.Makanan yang baru saja didapat, dibanting ke atas meja.Ia merebahkan badan di atas kursi dan tertidur bersama mimipinya yang suram.
Di luar,orang –orang bergunjing semakin hari semakin sadis.
“Kasihan sekali anak itu.Anak yang pintar,cantik dan masih muda,tapi masa depanya hitam karena merawat ibunya yang pasti tidak sembuh untuk selamanya.Penyakit orang kaya”
“Itu tandanya anak yang berbakti”
“ Kan masih ada saudaranya yang lain?”
“Mereka itu laki-laki,mana mau mengurus yang begituan.Lagi pula ,mereka sibuk dengan urusannya.Mesi bekerja,Sedangkan yang paling tua,Nedy,tidak bisa di andalkan.Kabarnya si Nedy itu sedang kecanduan barang haram.”
Banyak orang merasa iba,banyak pula yang memuji ketabahannya.Sebagian orang yang punya otak,dilain pihak juga merasa sakit hati pada saudaranya”Mesi dan Nedy” yang tidak tahu menahu penderitaan adiknya.
Orang sekitar bergunjing semakin parah dan memalukan.
“Memang mereka anak durhaka.Tega sekali melihat adiknya menderita sendiri.Tidak tahukah mereka yang sakit itu ibunya?,yang seteres itu adiknya?.Sandainya mereka itu anakku pastilah aku gugurkan sebelum mereka dilahirkan.Anak yang tidak tahu di untung.”
“Kamu benar Uni.kalau anak ku,mungkin sudah aku racun sebelumnya.”
Celoteh iblis para tetangga saling bersahutan.Dari mulut kemulut nasib Anoy diketahui oleh seluruh penduduk.Dari orang tua,bahkan anak-anakpun mencibirkan nasibnya.
Dulu Bu imur orang terkenal.Seluruh penduduk tahu Siapa mereka.Juga dari orang tua yang punya jabatan atau tidak,bahkan juga anak-anak.Sangat baik pada tetangga.Jasanya sulit dilupakan.Dia sering melapangkan penduduk yang dalam kesulitan.Ramah dan murah senyum pada setiap orang yang dijumpai.Sesekali pernah juga berdarah panas dan bermulut tajam bak sembilu.
Yang orang-orang sakit hatikan bukan Bu imur,tapi laki-laki yang dua orang itu.Seperti membesarkan anak ular.Melepaskan anak anjing yang sedang terjepit.Dililitnya setelah ia membesar,digigitnya setelah dilepaskan.Memang,mereka anak-anak yang kurang ajar.
Tidak tahunya jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.Anoy terjaga dengan perut keroncongan.Tulang belulangnya terasa layu.Tangan gemetaran menggapai kesana kemari dengan langkah berserakan,menuju kamar melihat keadaan ibunya.Aman...
Tidak sempat ia memasak.Anoy melihat sepotong roti di atas meja.Batinnya yang lelah membuat ia makan roti sekedarnya.Roti itupun sudah basi.
“Lumayan,sekedar alas lambungku yang kosong.Mungkin besok lebih baik aku mulai memasak”
Kata Anoy dalam hati sambil merebahkan badannya yang tinggal tulang.Ia terlelap memandang ibunya yang kaku.Tidur berpelukan di atas kasur usang yang sama-sama saling mencintai.Mereka bermimipi indah,namun mimipi yang berbeda.
Besok paginya Anoy bangun.Ia memasak seperti gadis Minang kebanyakan.Sekaligus menyiapkan untuk makan siang dan malam.Ia pintar memasak sebagaimana yang di ajarkan oleh ibunya.Masakannya menjadi favorit oleh ayah dan kedua abangnya.Semua masakan minang yang terkenal sangat hafal didalam kepalanya.Apalagi rendang.
Namun,kesibukannya tidak lebih dari itu.Memasak,meminumkan obat,mencari pinjaman kiri-kanan,hingga letih luar biasa,lalu istrihat.Memasak lagi ,mimumkan obat lagi dan seterusnya...
Tidak ada kawan untuk berbagai.Tidak ada kekasih untuk berkasih sayang.Semua ia taggung sendiri.Hingga menangis-pun tanpa air mata dan berucap-pun tanpa kata-kata...Sabar adalah jurus satu-satunya untuk menghibur diri.Kasihan.
Sedang asyik bermain dengan pisau dan bumbu di dapur,tiba-tiba terdengar dari luar deru langkah tergesa-gesa.Langkah seorang laki-laki yang sepertinya sedang di kejar setan.
“Assalamu’alikum”
“Wa’alaikumussalam”,sahut Anoy sambil membukakan pintu
Anoy mempersilakan orang itu masuk dan langsung duduk di dalam kamar dimana bu imur sedang terbaring.
“Bagaimana keadaan ibu?”
“Seperti yang abang lihat”
“Wah..!,ini kelihatannya semakin parah Noy!”
“Betul Bang!”
“Tidak di bawa kedokter?.Kalau kamu biarkan seperti ini,hal terburuk bisa saja terjadi”
“Maksudnya?”
“Ibu bisa meninggl dUnia”
Anoy semakin panik.Ia sakit hati mendengar ucapan orang itu.Untuk sekian ribu kalinya air matanya berjatuhan.Cepat-cepat Anoy menghapusnya.Lalu,membuat secangkir kopi untuk tamu yang masih duduk termangu.
“Mimun dulu Bang”
“Terimaksih!.Kebetulan,aku juga sudah lama merindukan kreasi sijago masak.Kopi ini pasti enak.”
Anoy diam mendengar basa-basi murahan itu.
Setelah kopi di sedot,ia di cecar Anoy dengan khtobah berapi-api.
“Abang hanya bisa berkomentar dan menyalahkan aku.Apakah selama ini Abang merasakan penderitaan ibu?.Apakah Abang juga peduli dengan yang aku rasakan?.Beberapa bulan terakhir ini aku tidak pernah tau dimana Abang,selama itu pula aku menanggung semua ini.Ibu sudah muak dengan obat dan rumah sakit.Harta benda yang selama ini ditinggalkannya untuk kita juga telah terkikis habis.Perlu Abang ketahui,bahwa hutang untuk berobat dan kebutuhanku sehari-hari tidak terhitung lagi berapa jumlahnya.Aku dalam depresi dan sangat malu Bang!”
Tak terasa air matanya menetes.Sementara laki-laki yang hampir berumur 30 tahun itu hanya bisa diam membatu sambil menikmati kopi serta memikirkan jurus jitu untuk menampik khotbah Anoy
“Orang tua yang tergeletak ini adalah ibuku juga.Seperti kamu,aku juga sangat sayang padanya.walau aku jarang pulang ,tapi aku mengetahui keadaan kalian .jangan kamu sangka aku tidak peduli.”
“Jadi,selama ini Abang peduli dengan nasib kami?”
“Tentu,100%”
“Dengan membiarkan kami seperti ini,Abang peduli 100%?”
“Bukan seperti itu.Kamu tahukan Abang ini masih pengangguran?”,elak laki-laki itu
“Saya sangat mengerti Abang belum bekerja dan tidak punya penghasilan.Tapi,aku lebih sulit dari Abang dan bahkan dari manusia yang ada di bumi ini.Tapi,paling tidak Abang bersama kami merasakan penderitaanku untuk sama-sama merawat ibu yang hampir sekarat ini.”
Raut wajah Nedy berubah dari hitam menjadi kelabu setelah mendengar kata-kata Anoy.Ia berdiri tanpa mengucapka sepatah kata.Dan pergi meninggalkan kegelisahan ibu dan adiknya.
“Bang...!,bang...!”,panggil Anoy sedih.
Nedy tidak membalas sahut adiknya.Dengan keras hati ia tetap pergi.
“Maafkan aku.ini bukan kehendakku”,jawab Nedy dalam hati.Lalu lenyap dari pandangan Anoy
Hati Anoy hancur lebur sambil menutup pintu.Langkahnya gontai menuju kamar dimana bu Imur sedang terkapar.Ia menangis.Penderitaan ini bagaikan batu besar yang sedang menghimpit tubuhnya yang kerempeng.Tidak sanggup harus berbuat apa kecuali,keajaiban.Luluh lantak dan tersayat-sayat ’Penyakit yang bersarang di tubuh ibunya’.
Di dalam mobil angkutan kota,Nedy tak henti-henti memikirkan ibu dan adiknya.mengecerkan kembali otaknya yang selama ini membeku.Mobil itu menuju entah kemana.Si anak paling tua,juga tidak tau harus kemana.Yang pasti,kata-kata Anoy selalu menghantui.Dan akhirnya membawa ia sampai ketempat yang paling berbahaya.Dimana anak-anak muda menghabiskan umur dengan berbagai macam narkotika.Terkadang menjadi mayat disaat over dosis.Atau membuat kegaduhan kesana kemari.
“Hoi...!,darimana kamu?”,hardik seseorang berbadan tegap.
“Menjenguk ibu”
“Masih punya orang tua?”
“Tentu,sekarang sedang sakit parah.”
“Aku tau,sekarang kamu butuh uang.Perlu kerja lebih keras.Minat berkerja dengan saya?”
“Kerja apa?”
“Kerja yang menghasilkan uang banyak”
“iya,apa?”
“Jasa pengiriman barang”
“Semacam titipan kilat?”
“Betul sekali”
Mendengar tawaran orang itu Nedy merasa lega.Orang itu melanjutkan bujuk rayunya.
“Kamu suka pekarjaan itu?”
“Pasti”,jawab Nedy singkat
“Kapan kamu bisa mulai?”
“Secepatnya.Aku sangat butuh”
“Bagus....;Berikan bungkusan kecil ini pada salah seorang karyawan pabrik yang ada di Pekanbaru.Pabrik papan triplek yang berinisial’M’.Bungkusan ini memang kecil,tapi nilainya mencapai 150 juta rupiah.Ingat...!,kalau kamu macam-macam,nyawa ibu dan adik kamu yang menjadi taruhanya.
“Aku terima pekerjaan ini,tapi...?”
“Tapi apa?”
“Berapa bayarannya?”
Orang yang paling dicari ini berpikir sejenak
“Satu juta.Bagaimana?”
“Setuju”,jawab Nedy sambil menarik bungkusan itu beserta ongkos kirimnya.Lalu,begegas lari kearah bis yang menuju Pekanbaru.
Saking tololnya,Ia tidak tau bahwa barang itu adalah sabu-sabu.Yang bisa membuatnya hidup dalam penjara atau menjadi mayat oleh timah panas senjata polisi.
“Aku tidak peduli.Yang penting barang ini sampai pada orang itu dan aku memiliki uang satu juta.”.
Celoteh Nedy dalam hati.Lalu pergi meninggalkan bandar narkoba yang paling dicari polisi Resort kota Bukittinggi.
Ia tidak luput dari rasa cemas dan ketakutan.Jangan-jangan ada polisi yang membuntuti.Di dalam bus,badannya tersa kaku,pikiran jauh melayang pada ibu dan adiknya.Bus melaju kencang membelah gelapnya malam.Seiring gelapnya hati Nedy untuk mengerti.
Akhirnya sampai juga di kota yang dituju.Semua ternyata masih aman terkendali.Nedy menemukan orang yang berinisial’M’,setelah perjuangan berat mencari alamatnya,maklum Nedy baru satu kali menginjakkan kaki di kota itu.
“Kamu Bang?”
“Benar.Ini aku.Abangmu’Nedy’.Pasti kamu tidak menyangka aku sampai disini.”
“Betul sekali.Apa yang membuat Abang bisa bersua denganku setelah beberapa tahun terakhir ini kita tidak pernah komUnikasi?”
“Hanya ingin melihat kamu sekaligus memberikan sesuatu”
“Hadiah?”,tanya Mesi sedikit melucu
“Iya.Hadiah dari Anoy.”
“Apa itu?”,Mesi semakin penasaran
“Penyakit ibu semakin parah.Sepertinya Anoy sudah lelah merawat dan memikirnya sendiri.Aku baru saja melihat keadaan mereka.Terang sekali penyakit ibu sulit disembuhkan.Sementara Anoy semakin depresi.Apa rencana kamu setelah mendengar ini?”
“Apa sebenarnya maksud Abang menemuiku?”,Mesi balik bertanya.
“Percuma kamu serjana,tapi otak kamu sama tololnya dengan orang-orang di pinggir sana”
“Sebelum emosi saya terpancing,sekali lagi,apa maksud dan tujuan Abang menemuiku?”
“Kamu diminta untuk pulang”,jawab Nedy singkat
“Aku,dan juga Abang adalah anak Minang yang terkenal suka merantau untuk satu tujuan yaitu berhasil.Sebelum keberhasilan itu terwujud,maka seorang anak minang di larang untuk pulang.Lagi pula saat ini aku belum punya uang.”,kilah Mesi
“Saya tidak menanyakan isi kantongmu.”
“Paling tidak ada isinya kan?”
“Saat ini juga kamu memiliki uang 150 juta dan saya rasa cukup untuk biaya pengobatan ibu.”
Mesi tidak menjawab.Ia semakin heran melihat gaya abangnya yang tak karuan.Uang 150 jutalah,Anoy memberi hadiahlah,ibu sakit parah.Aneh-aneh saja.
“Aku disini hanya pegawai rendahan.Hanya untuk biaya hidupku sendiri.Aku berusaha untuk hidup hemat,bahkan teman-teman mengatakan aku orang padang pelit,masih juga tidak tersisa.Lalu Abang katakan aku memiliki uang 150 juta?.Tidak mungkin.Tidak rasional.”
“Tapi,kamu membawa uang itu kan?”
“Uang apa?”
“Uang 150 juta”
“Ah..Abang jangan mengada-ada.Atau Abang dalam pengaruh obat dan minuman?”
“Aku dalam keadaan sadar.Tidak ada yang mempengaruhi otakku.Kalau kamu ingin barang ini,mana uang itu.Ini pesan dari siBoy untuk kamu.Sekarang,mana uangnya atau barang ini saya kembalikan.”
“Abang kurir?”,tanya Mesi gelisah
“Iya,tapi kamu lebih dari itu,kurir sekaligus pemakai!”
Mesi yang semakin salah tingkah tidak tau harus berbuat apa.Dan menyerahkan uang sebanyak itu diluar kesadaranya.Didalam kekacau-balauan otaknya,uang berpindah tangan dengan harapan sabu-sabu diterima.
Belum sempat barang haram itu ditangan Mesi,Nedy membalik badan,lalu berlari sekencang-kencangnya membawa uang 150 juta itu.Sesaat Mesi mematung terpana.Badannya kaku.Untung ada pemilik warung yang mengejutkan Mesi.Ia mengejar Nedy sekuat tenaga.
“Bang...!,kembalikan uang itu!.Atau serahkan barangnya.”
“Maaf manusia yang berinisial’M’.Kita butuh uang ini.Jangan kamu halangi aku untuk pulang dan barang akan aku kembalikan.Karena ini aku menjadi sampah.Dibenci dan dikucilkan dari dUnia orang normal.Harapan besar untuk menjaga keluarga kita adalah kamu.Cukup aku yang menjadi korban.”
“Aku bukan pemakai”
“Maksud kamu?”
“Aku juga kurir seperti Abang.”,jawab Mesi sedih.
“Baik,ambillah barang ini,serahkan pada pemiliknya.Ingat!.Dalam minggu ini kamu harus pulang.Lihatlah ibu dan Anoy yang sangat butuh perhatian kita.”
“Terimaksih Bang.”
“Kami tunggu”
“iya Bang.Hati-hati!”
“Kamu juga.Hati-hati, Boy dan bos kamu itu dalam target polisi.”,jawab Nedy sambil menaiki tangga bus menuju Bukittinggi.
Di dalam bus,Nedy sangat berhati-hati.Matanya melirik kiri dan kanan jangan-jangan ada sosok yang mencurigakan yang siap menyikat uangnya.Ia terus memasang mata dan telinga serta gerak gerik menumpang yang lain.Sudut matanya yang sudah cekung tertuju pada seseorang yang memakai jaket warna hitam,kaca mata hitam serta sebuah topi mahal menutupi kepala yang berambut sebahu.Orang ini tepat duduk di sebelah kanannya.Tas yang ada di pangkuan Nedy akan menjadi terget.Orang ini kelihatan semakin haus melihat tas yang membekak.Nedy mulai ketakutan sembari mencari strategi untuk menghindar.Mata yang mengantuk dipaksa terus liar unutk menjaga amanat Boy.Orang yang memakai jaket hitam itu perlahan mulai melakukan perannya sebagai perampok.Sementara bus dengan sarat penumpang melaju dengan kecepatan tinggi ditengah malam yang semakin larut.
Ditengah keheningan suasana malam.Hanya deru suara bus yang terdengar,tiba-tiba suara dentuman sangat keras menyentakkan seluruh penumpang.Mendadak pak sopir menghentikan mobilnya.Pak sopir menyalakan lampu.Berdiri melihat keaadaan seluruh penumpang.ia dan seluruh penumpang terkejut bukan main ketika mata mereka tertuju pada Nedy dimana pakaiannya ada bercak darah.Ternyata sosok yang berada di samping Nedy sudah tewas.Orang yang memakai jaket hitam telah bersimbah darah oleh peluru senjata api yang tidak diketahui dari mana asalnya.Seluruh penumpang terpana tidak percaya.Ada juga yang menggigil ketakutan.Sangat mencekam.Tiba-tiba suara salah seorang penumpang memecah keheningan dengan sebuah intruksi.
“Buang saja mayat ini,bersihkan semua yang mecurigakan,termasuk kamu”,orang itu menunjuk Nedy.
“Saya om?”
“Iya,kamu,”
“Ada apa dengan saya?”
“Jangan takut,kamu harus segera mencari pakaian baru,tukar pakaian kamu sebelum kita tiba di Bukittinggi”
Setelah semuanya beres,pak sopir melanjutkan perjalanan.
Nedy semakin gemetar.Jantungnya berdenyut sangat kencang.Jangan-jangan ada polisi atau perempok lain yang membututinya.Namun dalam hati ia tetap yakin,bahwa uang ini harus sampi di tangan si Boy.
Akhirnya sikurir ’Nedy’ sampai juga di kota Bukittinggi dengan selamat.Tanpa pikir panjang,ia langsung menuju sarangnya Boy.Setelah dua jam lebih Mondar-mandir dan menanyakan pada orang-orang keberadaan boy,ternyata ia tidak ada di tempat.
Beruntung ia bertemu dengan teman dekat Boy.
“Bos kamu sudah jadi mayat tadi malam,sampai detik ini tidak di ketahui dimana bangkainya”,jelas orang itu pada Nedy.
Nedy tidak bayak berkomentar.Ia langsung berlari menuju angkot dan pulang menemui Anoy.
“Abang terlihat pucat sekali”
“Iya,aku baru saja datang dari Pekanbaru menemui Mesi.Mungkin dalam minggu ini ia pulang melihat keadaan ibu.”
“Mesi berkerja?”
“Karyawan di sebuah pabrik”,jawab Nedy singkat
“Sudahkah Abang ceritakan semuanya?”,lanjut Anoy sambil memberi secangkir kopi kesukaan Nedy.
“Sudah...!.Saya tidak ingin berlama-lama disini.Masih banyak urusuan lain yang harus dikerjakan”
“Urusan apa?”
“Itu tidak penting.Yang harus kamu lakukan adalah menjaga dan merawat ibu baik-baik.Ini ada sedikit rezeki.Tolong gunakan dengan tepat dan benar.Mungkin,aku akan lama untuk kembali.”
Nedy melemparkan sebuah bungkusan,lalu bergegas pergi.
Perlahan Anoy mengambil bungkusan itu.Seperti di sambar petir,ternyata bungkusan itu berisi uang banyak.Anoy merasa tidak percaya dan bertanya-tanya.Seperti mimpi.
“Dari mana ia dapat uang sebanyak ini?.Ah...!,tidak perlu,yang pasti hari ini aku harus melunasi semua hutang-hutang yang ada di warung dan rumah sakit yang selama ini menjadi hantu dalam hidup ku”
Keesokan harinya Anoy pergi ke warung.
“Aku di ajarkan untuk jujur dan tepat janji.Maka,hari ini semua hutang-hutang ku,aku lunasi”
“Bagus!”,jawab tante warung tersenyum.
“Tapi,darimana kamu dapat uang?”
“Dari mana?,itu tidak penting,yang pasti hutang-hutang sama tante sudah saya lunasi ”
“Jangan sinis begitu.Aku tanya baik-baik,seharusnya kamu jawab dengan sopan”
Dengan kesal Anoy memberi ceramah pada Uni warung yang usil.
“Maaf Uni...,sebenarnya aku sudah lelah.Masa depanku juga berantakan.Nanti di hari tua,aku menjadi orang yang tak berguna.Kini ibarat makan buah simalakama.Aku tinggalkan,ibuku akan mati sia-sia.Jika dipertahankan seperti ini,aku sendiri yang akan teraniaya.Aku sedih tante,aku kecewa.Bagaimanapun beliau adalah ibu kandungku yang telah melahirkan dan merawatku dengan susah payah.Mungkin dulu kepala jadi kaki atau kaki menjadi kepala agar kami bisa tumbuh menjadi orang-orang yang diharapkan.”
“Kemana saudaramu yang lain?.Saya tau,ibu kamu tidak pernah mengajarkan hidup egois”
“Aku juga tidak mengerti dengan mereka.Sudahlah.Yang pasti saat ini aku akan fokus bagaimana ibu sembuh secepatnya.Terimakasih,Uni selama ini sudah baik padaku.”
Ceramah bijak Anoy membuat si Uni bungkam.
“Hebat”,jawab Uni dalam hati seadanya.
Baru saja Anoy tiba di rumah,tiba-tiba perempuan berpakaian serba putih menghampirinya.
“Pihak kami sudah memberi keringanan serta tenggang waktu cukup lama.Tidak ada alasan lagi untuk tidak melunasi hutang-hutang selama perawatan.”
“Berapa jumlah seluruhnya?”
“Dua puluh lima juta Rupiah”,katanya sambil melihatkan kwitansi.
Anoy pergi ke kamar,mengambil uang sebanyak itu.Setelah semuanya beres,perempuan itu meninggalkan Anoy.Ketika ia masih di pintu,Anoy bersuara.
“Terimakasih telah membantu saya buk”
“Sama-sama”
“Apakah masih boleh ibu ku di rawat di sana?”
“Pasti !”,jawabnya singkat dan pergi meninggalkan Anoy
Anoy merasa lega.Hutang-hutang yang setinggi gunung Marapi,kini telah lunas.Otaknya yang liar berangsur mulai jinak.Konsentrasipun terfokos hanya kepada ibu Imur agar sembuh secepatnya,agar ia pun bisa menikmati hidup.Menikmati hidup bekerja,berumah tangga,atau paling tidak mecoba berbagi rasa cinta dengan orang yang dicintai.
Namun,ketika lamunannya di gentayangi oleh tingkah pongah dan ego saudaranya,darah panas nan mendidih terasa naik kembali ke puncak ubun-ubun.
“Mengapa mereka tidak ada bersama kami?”.
***
Mesi ternyata tidak kalah hebat dari Nedy.Bedanya,Mesi bekerja sebagai seorang karyawan,sedangkan Nedy bekerja apa saja asal bisa dapat uang.Mesi tinggal di rumah kontrakan,sementara Nedy tinggal dimana saja dapat berlindung.Di kios-kios,di teras-teras ruko,atau di pos-pos jaga sekitaran terminal.
Mereka hidup denga cara masing-masing.Apa yang di peroleh,rezeki yang halal,yang haram tidak mereka bedakan lagi meski harus memakan lawan atau sakalipun itu harus mematikan kawan.
Hidup bagai membelah karang.Bersaing diantara jutaan orang-orang.Wajar,mereka menderita lahir dan batin.Apalagi Nedy yang terlihat sangat kurus memikirkan besok bisa makan.Tidak jarang harus meminta-minta,mencopet atau menjadi suruhan orang sekitar.
Bagi Mesi,jadi karyawan merupakan pekerjaan sampingan.Kerja utama yang bisa menghasilkan uang banyak adalah menjadi kurir narkoba.
Setelah menerima barang dari Nedy,ia langsung menuju markas Teno,bandar terkenal di Pekanbaru.Bandar ini mirip siluman hingga polisipun tidak mengetahui dimana sarangnya,kecuali Mesi yang hapal betul jalan tikus menuju kesana.
Dari luar,sarang Teno terlihat biasa-biasa saja.Cuma ada beberapa orang bebadan tegap dan berambut cepak yang diduga pengawalnya.Setelah pagar yang berlapis dibuka ternyata sederetan mobil mewah berjejer rapi.Mesi naik ke lantai dua, luar biasa,ternyata sudah di sulapnya jadi istana.
“Duduk!”
“Makasih Bang”
“Bagaimana,heran melihat kandang saya ini?”
“Iya bang”,Mesi mengangguk merasa tak percaya.
“Bagus!.Mana barangnya”
Mesi memberikan barang itu
“Ini imbalannya,500 ribu!.kalau kamu mau,ada tugas lain.Imbalan 10 kali lipat dari ini”
“Tugas apa?”
“Tidak terlalu beresiko,kamu mau?”
“Iya Bang,tapi tugasnya?”
“Kamu saya stop jadi kurir”,Teno diam
“Lalu,tugas apa yang bisa saya kerjakan?”
Teno melanjutkan perintahnya
“Tugas kamu yang terakhir ini adalah mencari siapa dan dimana alamat pemuda yang memberi barang ini.Lalu,minta lagi uang yang kamu berikan kemarin”
Teno diam sejenak.Ia membakar sebatang rokok.Asap yang mengepul ditiupkan kewajah Mesi.Mesi batuk-batuk.Wajah sangar Teno kelihatan.
“Maaf Bang,saya tidak tahu siapa dan dimana alamatnya”,
“Kamu yang bertraksaksi dengannya,kamu juga yang harus bertanggung jawab dengan tugas ini”
“Saya tidak ingat lagi model mukanya bang!”
“Bukittinggi kota kecil.Bisa ditelusuri dengan jalan kaki.Aku mendengar kabar,pemuda yang seumuran kamu itu masih berkeliaran disana.Jangan membuat saya marah!”,desak Teno
“Sungguh,tugas ini tidak bisa saya lakukan Bang!”
“Baik..; saya sangat prihatin mendengar ibu kamu yang hampir mati,adik kamu yang merawatnya juga hampir gila,serta abang kamu yang sedang jadi sampah masyarakat.Mereka itu akan menjadi kenangan dalam hidup kamu.”
“Maksudnya?”,tanya Mesi pura-pura tolol.
Teno tertawa.Seluruh pengawal juga ikut tertawa.Lalu diam.Teno berdiri perlahan.ia mengelilingi Mesi sambil terus menghembuskan asap rokok.Dan berbisik di daun telinga Mesi
“Semuanya akan saya lenyapkan dari muka bumi ini.Saya selalu membuktikan setiap kata yang keluar dari mulut ini”,lanjut Teno mengancam.
Mendengar itu Mesi katakutan.Jantungnya berdebar-debar serta,tanpa sadar keringat dingin juga mengalir.terasa kiamat sudah dekat.Ingin melawan,namun kekuatan jelas berbeda.Ingin selamat haruslah dituruti.Dengan gugup Mesi berkata:
“Baik Bang!.Akan aku usahakan.Tapi,ada satu pertanyaan.”
“Apa?”
“Mengapa uang itu harus diminta lagi.Bukankah barang yang Abang inginkan sudah diterima?”
Kembali teno tertawa,dan menepuk-nepuk pundak Mesi
“Kamu pintar,tapi tidak sepintar pemuda yang membawa kabur uang serta membunuh adikku yang sampai hari ini tidak diketahui dimana jasadnya”
Mesi terperanjat”Tidak mungkin Nedy melakukan tindakan itu”.Teno melanjutkan ditengah kebingungan Mesi.
“Kenapa?.Kamu takut menghadapi pembunuh itu?”
“Tidak,Cuma heran saja.Bisa-bisanya sikurus itu membunuh bang Boy yang terkenal memiliki banyak kaki tangan yang tangguh.”.Mesi benar-benar heran
“Itulah kehebatannya.Jadi,kamu harus bisa melumpuhkannya agar posisi kamu menjadi nomor satu”
“Baik bang!.Segera saya bawa kembali uang itu beserta kepalanya hidup atau mati”,jawab Mesi meyakinkan
“Bagus,saya pegang kata-kata itu”
Teno menyelipkan uang kedalam kantong Mesi dan mempersilahkan keluar dari istananya.
Mesi bersegera turun.Dengan semangat yang menggebu-gebu ia berangkat mencari Nedy ke Bukittinggi dengan harapan mendapat imbalan yang lebih banyak.Ia sangat fokus dengan tugas ini hingga pekerjaanya sebagai buruh pabrikpun harus ditinggalkannya.
Cara mudah dan cepat mendapat uang adalah membawa kepala Nedy hidup atau mati.Tidaklah hal yang sepele mencari jejak Nedy.Ia pemuda liar,terbilang banyak akal.Ia bisa hidup dimana saja,kapan saja.Butuh perjuangan keras mengendus dimana jejak-jejaknya.
***
Mesi tiba di Bukittinggi.Kembali menginjakkan kaki di tanah kelahiran setelah sekian tahun tidak pulang-pulang.Ia kembali melihat kokohnya tegak Jam Gadang yang begitu perkasa menjulang di antara dua gunung,Marapi dan Singgalang.
Embun pagi yang biasa menjadi anugerah langganan,membuatnya menggigil.Khayalannya seketika terbang ke negeri empat musim,dimana musim kali ini adalah musim salju.Namun,saat itu juga hilang bersama munculnya matahari pagi.
Di dalam mobil Angkutan Kota,Mesi menjadi orang asing.Penumpang yang lain juga tidak peduli siapa orang yang tinggi dan sangat rapi ini.Beberapa gadis kota mencoba mencuri pandang,sangat jelas Mesi dalam kegalauan,terlihat rusuh dan panik,mengawang,roh tidak menyatu dengan badan.Saat itu juga ia mengambil keputusan.Bahwa,hari pertama ini harus melihat ibu dan bertemu dengan Anoy,urusan kepala Nedy,besok!.
Angkot yang di tumpangi melaju seperti ulat.Maklum,pagi-pagi kendaraan biasa ramai.Perlahan tapi pasti akhirnya sampai juga di tempat yang tuju.Sebuah gubuk reot yang di hUni ibu dan adiknya.Mesi tersenyum tipis.Di antara menangis dan tertawa melihat kenyataan ini.
Begitu pintu di buka,Anoy terkejut.Rupanya yang di tunggu-tunggu sudah datang.Tidak ada suara yang terdengar.Anoy dan Mesi sama-sama diam membisu.Mereka cepat saling merangkul.Berpelukan erat.Sama-sama saling melepas rindu,melepas hasrat cinta yang selama ini hampir terkubur.Bagi Anoy seperti datangnya cahaya yang akan menyinari hidupnya yang gelap.Atau,mengisi relung hatinya yang hampir kosong oleh cinta dan kasih sayang dari seseorang yang dicintai.
“Terimaksih telah datang”,Anoy melepas pelukannya
“Kami seperti yang kamu lihat.Ibu sedang sakit parah,sedangkan aku dalam penantian cintamu yang telah terkikis oleh waktu”
“Meskipun aku hanya anak angkat,namun rasa tanggung jawabku tercurah pada keluarga ini.Cinta ku ini juga takkan pernah hilang oleh waktu”,jawab Mesi enteng.
“Aku tau,tapi sampai kapan aku harus menanti?”,desak Anoy
“Sampai aku benar-benar siap.sampai aku menemui Nedy.Sudahlah,sekarang kamu tau dimana Nedy?”,Mesi memutus debat
“Aku tidak tau!”
“Baik,aku pergi dulu.Nedy harus bisa aku temukan.Ingat!,cintaku padamu takkan pernah terkikis oleh waktu sampai waktu itu sendiri berhenti berputar”,bujuk Mesi menguatkan.
***
Uni pemilik warung beserta tim dari kepolisian memimpin pengambilan jasad Nedy dan bu Imur.Tubuh mereka benar-benar telah menjadi bangkai dengan bau yang sangat menyengat.Warga sekitar tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.Tim forensik menyatakan ini adalah murni pembunuhan,terlihat dari tidak adanya barang berharga yang hilang.Terbesit pertanyaan dalam hati Uni.
“Dimana Anoy?,Mesi?.Ah,nanti saja,yang penting mayat-mayat ini harus terkubur sebelum menularkan penyakit”,
Seluruh orang berkerumun melihat kejadian ini,ada juga yang menangis mengenang kebaikan bu Imur waktu dulu.
Setelah mayat dikebumikan,Uni dan warga lainnya pulang ketempat masing-masing.
Sementara,Kepolisian Resort Kota Bukittinggi yang di pimpin lansung oleh Kapolres,bekerja aktif mencari dalang dari pembunuhan sadis ini.
Polisi bekerja cepat.Dalam waktu tidak lama,Anoy di tangkap dalam sebuah toko Busana saat sedang memilih pakaian baru.Tanpa perlawanan Anoy digiring ke kantor polisi.Tidak lama kemudian kasusnya dilimpahkan kepengadilan.
Pak hakim yang berkumis tebal memutus pesidangan.Anoy diam duduk di kursi pesakitan.Ia harap-harap cemas berapa tahun Pak hakim akan memvonisnya.Ketukan palu bergema tiga kali,ia di nyatakan bersalah sebagai pembunuh berdarah dingin dengan ancaman 20 tahun penjara.
Anoy menangis,sangat menyesal.Kesedihan makin menjadi ketika saat ini tidak ada seorangpun yang mendampinginya.Ternyata di kursi yang hadir saat itu ada perempuan yang terus memberinya semangat,Uni pemilik warung.
“Tabahkan hatimu,Uni akan terus membesukmu nanti,dan membawa seluruh isi warung Uni untuk kamu,gratis!.Anggap ini sebagai balas atas kebaikan ibu waktu dulu.”
Mendengar kata-kata itu,Anoy terhibur dan tersenyum
“Terimaksih Uni,akan aku lunasi seluruh hutangku pada Uni setelah aku bebas nanti”,jawab Anoy
Uni tersenyum.
***
Ditengah keheningan suasana malam.Hanya deru suara bus yang terdengar,tiba-tiba suara dentuman sangat keras menyentakkan seluruh penumpang.Mendadak pak sopir menghentikan mobilnya.Pak sopir menyalakan lampu.Berdiri melihat keaadaan seluruh penumpang.ia dan seluruh penumpang terkejut bukan main ketika mata mereka tertuju pada Nedy dimana pakaiannya ada bercak darah.Ternyata sosok yang berada di samping Nedy sudah tewas.Orang yang memakai jaket hitam telah bersimbah darah oleh timah panas senjata polisi.
Pengintaian dan menembak mati Boy tiga tahun yang lalu itu dikomandani langsung oleh Kapolres Bukittinggi yang kini mengangkat Mesi menjadi anaknya.
Mesi yang di temukan masih hidup,bukan tanpa alasan dijadikan anggota Brimob oleh bapaknya.Tubuhnya sangat kokoh.Tulang-tulangnya kasar.Tinggi cukup,bahkan lebih 175 centi meter.Badan sehat karena ia bukan pemakai.Lagi pula pak Kapolres sudah merindukan seorang anak laki-laki.
Setelah mengenyam pendidikan beberapa tahun,Mesi dinyatakan lulusan terbaik sebagai penembak jitu.Mesi kini,bukan Mesi yang dulu.Kini sangat gagah,seragam polisi membalut tubuhnya.Ia bangga dan sangat bahagia menjadi anggota polisi.Namun,tiba-tiba Mesi teringat Anoy.
Ia menceritakan kegalauanya kepada ayahnya.
“Ayah tau kehidupan surammu masa lalu .Cinta yang kandas begitu saja.Ayah tidak akan menghalangimu menjenguknya.Tidak jadi masalah kamu menjalin hubungan kembali.Tapi ingat!,kamu seorang anggota polisi,sementara ia seorang narapidana,pantaskah kalian merajut kembali?”,nasehat bapaknya.
Mesi menjawab singkat dengan suara lantang
“Siap!!!,tidak pantas ayah”,jawab Mesi sambil hormat
Ayah Mesi tersenyum.Mesi merengek lagi
“Ada satu permintaan lagi ayah!”
“Apa?”
“Aku ingin ikut melaksanakan eksekusi terhadap napi hukuman mati itu ayah.”
Ayah Mesi diam.Mesi juga menundukkan kepala.
“Maksud kamu Anoy?”
“Siap!!!,iya ayah”,jawab Mesi dikuat-kuatkan.
Jaksa memberi barita kepada Anoy bahwa hukuman akan dilaksanakan tiga hari lagi.Di dalam ruangan isolasi Anoy diam,ia tidak mengacuhkan ucapan sang Jaksa.Namun ia menitip sebuah pesan yang di selipkan dalam kantong pak jaksa agar deberikan kepada Mesi.
Sekitar Jam tiga pagi eksekusi segera dilaksanakan.Beberepa penembak jitu,lokasi,serta tata cara pelaksanaannya telah disusun rapih,termasuk penembak luar biasa hebatnya,Mesi
Anoy digiring ke tanah lapang,matanya di tutup,tangan di borgol.KemudianAnoy meminta agar ia tidak menggunakan penutup mata dan tidak ingin di borgol.Permintaan itu dipenuhi.Anoy hanya menggunakan pakaian kusus.Mesi sebagai salah seorang penembak juga telah hadir.Pembuktian Mesi sebagai penembak jitu benar-benar di uji. .Komandan regu mengangkat pedang tanda akan dimulainya eksekusi.Seluruh eksekutor bersiap.Jari telunjuk yang perlahan menyentuh pelatuk terasa gemetar.Mesi masih belum siap,sementara waktu terus berjalan.Sesaat kemudian,komandan regu menurunkan pedangnya sangat cepat.
“DOOR!!!!!!!”
Anoy terkulai.Beberapa buah peluru tajam menembus jantungnya.Tim medis memastikan bahwa PEMBUNUH itu sudah tewas.
By: Juraidi
0 komentar:
Posting Komentar